JATIMTIMES - Rencana pengembangan kawasan Hotel Luminor Malang dan Dinoyo Oasis Apartment mendapat apresiasi dari Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat. Proyek yang berdiri di atas lahan seluas 49.381 meter persegi tersebut dinilai menjadi salah satu penanda bahwa iklim investasi di Kota Malang semakin atraktif dan dipercaya investor.
Direktur Utama PT Graha Cakra Mas Abadi, Raden Ridho Widyananto, menegaskan bahwa pengembangan kawasan ini tidak sekadar membangun hunian dan fasilitas komersial. Namun menghadirkan identitas khas Malang.
Baca Juga : Jelang Libur Nataru, Jasamarga Berlakukan Diskon Tarif Tol 20% di Ruas Trans Jawa
“Penataan dan pengembangan sangat dibutuhkan. Kami membangun dengan keterbatasan yang ada, tetap mengangkat identitas batik Malangan dan konsep ramah lingkungan,” ujarnya.
Ia menambahkan, proyek ini diharapkan memberi manfaat bagi masyarakat Kelurahan Dinoyo, sekaligus membuka lapangan kerja baru.
“Direksi dan manajemen selalu memperhatikan seluruh ketentuan investasi,” tegasnya usai melaksanakan peletakan batu pertama dua bangunan investasi tersebut, Jumat (12/12/2025).
Keyakinannya cukup kuat bahwa bisnis hotel dan apartemen masih memiliki peluang untuk terus bertumbuh di Kota Malang. Salah satunya dengan status Kota Malang sebagai kota metropolitan dengan pertumbuhan penduduknya.
"Salah satunya kan mahasiswanya mencapai ratusan ribu. Nanti total sekitar ada 800 kamar, 150 diantaranya untuk hotel," imbuhnya.
Sementara itu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menilai pengembangan tersebut sejalan dengan visi besar pembangunan kota berbasis kearifan lokal. Namun dengan tetap menyesuaikan pertumbuhan yang terjadi.
“Malang ingin naik kelas, tapi tetap berkarakter. Pembangunan seperti ini menjadi kebanggaan karena menunjukkan bahwa Kota Malang semakin inklusif untuk investasi,” kata Wahyu.
Baca Juga : Wilis House Ajak Pengunjung Ngopi Pagi Sambil Lihat Hunian Premium Dekat Alun-Alun Batu
Menurutnya, perkembangan Kota Malang kini semakin kompleks dan dinamis. Dengan jumlah penduduk hampir 900 ribu jiwa, serta tambahan sekitar 800 ribu mahasiswa yang beraktivitas setiap hari, total populasi yang tinggal dan menetap sementara di Malang mencapai hampir 1,5 juta jiwa.
“Pola pengembangan harus mengikuti karakter kota metropolitan,” ujarnya.
Wahyu juga menyebutkan bahwa pada 2026, Kota Malang masuk dalam usulan Kementerian PUPR untuk menjadi salah satu dari lima kota yang berstatus metropolitan. Status tersebut akan mengubah pola pengembangan kawasan, termasuk mekanisme dukungan pemerintah pusat dan alokasi anggaran negara.
Ia menilai pembangunan seperti yang dilakukan di kawasan Luminor–Dinoyo Oasis ini merupakan bagian dari upaya bersama mendorong Malang lebih berdaya saing.
“Harapannya memberi dampak positif, membuka lapangan kerja, dan mendongkrak perekonomian daerah,” pungkasnya.
