Gempa M5,0 Guncang Malang, Terasa hingga Blitar dan Trenggalek
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
11 - Sep - 2025, 12:28
JATIMTIMES - Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 5,0 mengguncang wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (11/9/2025) siang. Getaran gempa sempat dirasakan di sejumlah daerah sekitar, namun BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa terjadi pukul 10.14 WIB. Episentrum berada di laut, tepatnya 164 km tenggara Kabupaten Malang, dengan koordinat 9.56 Lintang Selatan dan 112.86 Bujur Timur.
Baca Juga : Raja Mahmud dan Anak Miskin: Cerita Sufi yang Sarat Makna Kehidupan
“Gempa Mag:5.1, 11-Sep-2025 10:14:58 WIB, Lok:9.59LS, 112.86BT (164 km Tenggara KAB-MALANG-JATIM), kedalaman:10 Km,” ujar BMKG dikutip dari akun X pribadinya, Kamis (11/9/2025).
BMKG mencatat gempa dirasakan dengan intensitas berbeda di beberapa wilayah. Berikut laporan skala MMI:
• III Kabupaten Malang
• II Trenggalek
• II Blitar
• II-III Kota Malang
• II Tulungagung
Salah satu akun X juga menyebutkan gempa terasa hingga Blitar. "rodok horeg teko blitar utara," @DELETER****.
Tak lama setelah itu, BMKG memperbarui informasi terkait parameter gempa. Hasil update menunjukkan kekuatan gempa tercatat M5,0 dengan pusat gempa berada di laut, 144 km tenggara Kabupaten Malang.
“(UPDATE) Mag:5.0, 11-Sep-25 10:15:00 WIB, Lok:9.40 LS, 112.89 BT (Pusat gempa berada di laut 144 tenggara Kab. Malang), Kedlmn:10 Km Dirasakan (MMI) III Malang, II Trenggalek, II Blitar #BMKG,” tulis BMKG.
BMKG mengungkap, sebelum gempa M5,1 terjadi, wilayah Malang juga sempat diguncang gempa dengan kekuatan lebih kecil.
Baca Juga : Gempa Bumi Malang 11 September 2025: Magnitudo 3,8, Ini Data Lengkap BMKG
“Mag:3.8, 11-Sep-2025 05:41:54WIB, Lok:9.17LS, 112.81BT (117 km Tenggara KAB-MALANG-JATIM), Kedlmn:10 Km #BMKG,” demikian laporan BMKG.
BMKG menegaskan, informasi gempa disampaikan dengan mengutamakan kecepatan. Artinya, parameter gempa yang dirilis pada awal kejadian bisa saja mengalami perubahan setelah seluruh data selesai diolah.
“Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG dalam keterangannya.