JATIMTIMES - Jagat media sosial tengah diramaikan oleh beredarnya potongan video siaran langsung akun resmi Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang berujung pada pengunduran diri salah satu admin tim media sosial. Video tersebut memicu beragam reaksi dari warganet, terutama karena percakapan internal yang direkam tanpa sadar saat fitur live belum benar-benar dimatikan.
Insiden tersebut terjadi ketika akun resmi Wali Kota Surabaya melakukan live untuk mendokumentasikan kegiatan Eri Cahyadi di lapangan. Setelah sesi live dijeda, mikrofon rupanya masih aktif dan secara tidak sengaja merekam percakapan anggota tim admin di balik kamera.
Baca Juga : Dilaporkan Dugaan Pelanggaran Etik, Politisi Golkar Kota Malang Siap Tempuh Jalur Hukum
Dalam video yang kini viral di TikTok dan Instagram, terdengar suara seorang perempuan dari tim media yang menyampaikan candaan terkait pengambilan rekaman ketika Wali Kota turun ke lapangan saat hujan. Ia mengatakan bahwa video dapat disimpan dan digunakan kembali apabila situasi serupa terjadi.
“Kalau bapak ada hujan lagi, rekaman video wali turun ke lapangan kita simpan aja. Nanti bisa diunggah lagi kalau ada hujan," ujar seorang wanita dalam video Live.
Ia lalu menambahkan dengan nada bercanda “Kan nyipratin bapak disemprot, kayak gini kan bagus tuh bapak turun. Videonya kita simpan dulu aja, biar besok hujan bisa dipakai ya, epok-epok keliling," sambungnya.
Istilah “epok-epok keliling” yang dalam bahasa Jawa dapat diartikan sebagai pura-pura bekerja menjadi pemicu reaksi publik. Banyak warganet menilai bahwa candaan tersebut berpotensi menimbulkan kesan seolah kegiatan lapangan Wali Kota hanyalah pencitraan.
Video yang pertama kali diunggah akun TikTok @exploretuban pada 1 November 2025 itu kini telah ditonton lebih dari 1,3 juta kali. Berbagai tanggapan bermunculan, mulai dari kritik hingga empati, terutama terhadap tekanan pekerjaan yang dijalani tim media.
Admin Mengundurkan Diri dan Menyampaikan Permintaan Maaf
Perempuan dalam video tersebut diketahui bernama Hening Dzikrillah. Ia kemudian mengunggah video klarifikasi melalui akun Instagram pribadinya, @heningdzikrillah. Dalam unggahan itu, Hening tampak menahan tangis saat menyampaikan penjelasan dan permintaan maaf.
Hening menyatakan bahwa komentar tersebut merupakan candaan pribadi kepada rekan kerjanya, tanpa maksud menyinggung wali kota ataupun masyarakat Surabaya. Ia menegaskan bahwa seluruh proses pengelolaan media sosial dilakukan oleh tim admin, bukan langsung oleh Eri Cahyadi.
“Saya memohon maaf sebesar-besarnya atas apa yang saya lakukan. Ini murni kesalahan pribadi saya, meskipun konteksnya saya bercanda dengan teman semobil saya,” ujarnya dalam video klarifikasi.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Hening mengumumkan pengunduran dirinya dari tim media sosial Wali Kota Surabaya. “Dengan penuh rasa tanggung jawab, saya memohon maaf kepada Pak Wali Kota dan saya mengajukan pengunduran diri.”
Baca Juga : Pimpinan DPRD Surabaya Menilai Wali Kota Eri Pemimpin yang Bekerja Bukan hanya Pencitraan
Setelah melakukan permintaan maaf dan mengundurkan diri, Hening mendapatkan dukungan dari warganet. Tak sedikit yang menilai bahwa sikap Hening sebagai salah satu bentuk tanggung jawabnya atas apa yang sudah ia perbuat.
"semua org bisa salah namun ga semua org bisa berani bertanggung jawab, semangat mba hening," ujar @d.diah
"Semangat deek, jadikan ini awal untuk lebih baik lagi jangan pesimis dan putus asa, kesalahan adalah awal dari kota akan dinaikkan derajatnya oleh Allah SWT, @heningdzikrillah," kata @syarif***
"Saya yakin Pak Walikota masih memaafkan. Tetap Berjuang, belajar dari kesalahan dan candaan," sahut @muh***.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa pekerja di bidang komunikasi publik perlu berhati-hati, terutama dalam penggunaan perangkat siaran langsung yang sensitif terhadap audio. Satu candaan yang terekam tanpa sengaja bisa menimbulkan persepsi luas di masyarakat.
Sementara itu, hingga artikel ini ditulis, pihak Pemerintah Kota Surabaya belum memberikan pernyataan resmi tambahan terkait viralnya video tersebut.
