Satu dari Tiga Orang Berisiko Aritmia Jantung, APHRS Ajak Publik Rutin Periksa Nadi

17 - Nov - 2025, 12:50

Ilustrasi kegiatan Fun Run

JATIMTIMES - Dokter spesialis jantung, Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC menyebutkan bahwa satu dari tiga orang berisiko mengalami aritmia jantung yang signifikan dalam hidupnya. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, menurut dia, berbagai metode dapat digunakan untuk deteksi dini, mulai dari pemeriksaan manual hingga konsultasi langsung ke dokter.

Ia menjelaskan bahwa pemeriksaan nadi secara mandiri dapat dilakukan dengan meletakkan jari telunjuk dan jari tengah di pergelangan tangan atau leher. Setelah itu, hitung denyut selama 30 detik dan kalikan dua untuk mengetahui denyut per menit. Denyut normal berada pada kisaran 60 hingga 100 detak per menit.

Baca Juga : Pria Asal Kulonprogo Yogyakarta Gelapkan Motor Sewaan Ditangkap Polres Malang

Untuk meningkatkan kesadaran mengenai aritmia jantung, setiap tahun diadakan Pulse Day. Di kawasan Asia, kampanye ini diinisiasi oleh Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS).

"Kampanye Pulse Day tahun ini (Pulse Day 2026) akan berfokus pada peningkatan kesadaran terhadap Atrial Fibrillation (AF) atau fibrilasi atrium. Salah satu jenis aritmia paling umum yang memiliki dampak besar terhadap kesehatan masyarakat global," terang dr. Dicky yang telah ditunjuk sebagai Head of Pulse Day Task Force, Chairperson of Public Affairs Committee Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS) ini.

Di kawasan Asia-Pasifik yang menjadi rumah bagi lebih dari separuh populasi dunia, angka kejadian AF terus meningkat. Meski teknologi kesehatan berkembang pesat, ketimpangan akses terhadap layanan aritmia yang komprehensif masih cukup besar.

Dr. Dicky menjelaskan bahwa AF dapat meningkatkan risiko stroke hingga lima kali lipat dan gagal jantung hingga tiga kali lipat. Namun banyak kasus yang tidak terdiagnosis, terutama di wilayah dengan keterbatasan sumber daya. Melalui edukasi publik dan kegiatan komunitas, APHRS ingin menumbuhkan kebiasaan memeriksa denyut nadi sebagai langkah sederhana dan efektif untuk deteksi dini AF sehingga komplikasi dapat dicegah.

“Beban penyakit kardiovaskular dan aritmia di kawasan Asia-Pasifik terus meningkat. Meskipun kemajuan dalam bidang kesehatan dan teknologi cukup pesat, akses terhadap layanan aritmia masih sangat tidak merata," cetus Dicky.

Berdasarkan APHRS White Book 2023, jumlah tindakan penyelamatan jiwa seperti kateter ablasi dan implantable cardioverter-defibrillator (ICD) di beberapa negara masih ratusan kali lebih rendah dibandingkan negara maju. "Kondisi ini menjadi sinyal penting bahwa dibutuhkan strategi bersama dan kebijakan kesehatan berkelanjutan untuk menutup kesenjangan tersebut,” beber dr. Dicky.

Selama ini, APHRS telah berperan aktif dalam meningkatkan kapasitas layanan aritmia melalui pelatihan regional, pertukaran riset, dan program fellowship. Meski kemajuan signifikan telah terlihat, upaya pemerataan tetap membutuhkan reformasi kebijakan berkelanjutan, peningkatan jumlah tenaga medis terlatih, serta akses terhadap teknologi pengobatan terbaru.

Baca Juga : Arema FC Tegaskan Hak Merek Resmi, GM Ajak Aremania Kawal Proses Hukum dengan Damai

Ia berharap kebijakan kesehatan di negara-negara Asia dapat terus berkembang sehingga setiap pasien, di mana pun berada, bisa mendapatkan layanan irama jantung yang berkualitas dan tepat waktu.

Selain itu, perkembangan teknologi turut membuka peluang baru dalam deteksi aritmia. Perangkat wearable dan aplikasi kesehatan dengan fitur pemantauan denyut nadi semakin banyak digunakan dan mampu membantu mendeteksi kelainan irama jantung lebih dini. Alat tersebut juga menjadi pelengkap pemantauan detak jantung saat beraktivitas fisik seperti olahraga lari.

“Namun demikian, APHRS menegaskan bahwa pemeriksaan profesional tetap paling penting. Dalam semangat kampanye Pulse Day, APHRS terus mengingatkan bahwa memeriksa denyut nadi secara manual adalah langkah sederhana namun sangat efektif untuk mendeteksi kelainan irama jantung sejak dini,” tegas dr. Dicky.

“Sepanjang kegiatan road to Pulse Day 2026, APHRS akan menginspirasi masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kesehatan irama jantungnya. Melalui berbagai sumber edukasi, video instruksional, dan panduan dari para ahli, APHRS ingin menumbuhkan kebiasaan sederhana memeriksa denyut nadi yang dapat menyelamatkan nyawa," lanjutnya.

Jika pada 2024 Fun Run digelar di Jakarta, tahun 2025 kegiatan tersebut akan dilangsungkan di Yokohama, Jepang. "Fun Run diharapkan menjadi awal simbolis dari gerakan ini, merayakan kesehatan jantung, kebugaran, dan semangat kebersamaan untuk masa depan yang lebih sehat bagi semua,” tutupnya.