Korban Selamat Ambruknya Asrama Putri Pondok Pesantren di Situbondo Ceritakan Detik-detik Kejadian

29 - Oct - 2025, 04:05

Kondisi pasca ambruknya atap asrama santri putri Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Syekh Abdul Qodir Jailani Besuki Situbondo, Rabu (29/102/2025). (Foto: Wisnu Bangun Saputro/ JATIMTIMES)

JATIMTIMES - Suasana duka masih menyelimuti Pondok Pesantren (PP) Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdur Qodir Jailani Ra di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, pasca ambruknya atap asrama santri putri pada Rabu (29/10/2025) dini hari. Peristiwa itu menewaskan satu santriwati dan menyebabkan 11 lainnya mengalami luka-luka.

Salah satu korban selamat, AA (14), santriwati asal Kecamatan Bungatan, menceritakan detik-detik mencekam saat kejadian. Ia masih dirawat di RSUD Besuki dengan luka di bagian kaki.

Baca Juga : Ketua DPRD Kota Blitar Dukung Program Anak Muda Naik Kelas dari Mas Ibin

Menurut penuturannya, malam itu semua penghuni asrama telah terlelap. Tak ada tanda-tanda akan terjadi sesuatu yang buruk. 

“Saya waktu itu sedang tidur. Tiba-tiba bangunan langsung ambruk dan saya spontan lari keluar kamar,” tuturnya dalam kondisi masih lemah.

Ia mengaku, satu kamar yang ia tempati dihuni oleh 19 santriwati. Saat atap runtuh, semua dalam keadaan tidur. Hujan gerimis turut menambah kepanikan di tengah suasana gelap dan penuh teriakan.

“Saya baru sadar kalau kaki saya berdarah waktu sudah duduk di luar. Rasanya perih sekali, terus saya dibantu teman dan warga untuk dibawa ke rumah sakit,” katanya pelan.

Selain dia, empat santriwati lainnya juga mengalami luka cukup serius. Dua orang dirawat di RSIA Jatimed, sementara dua lainnya dirawat di RSUD Besuki bersama dirinya.

Sementara itu, salah satu keluarga korban, mengaku kaget saat mendapat kabar tentang ambruknya bangunan tersebut. Ia semula hanya diminta datang ke pondok tanpa mengetahui kondisi saudaranya.

“Kami pikir hanya diminta menjemput. Ternyata anaknya jadi korban dan harus operasi. Kami benar-benar tidak menyangka,” ujarnya.

Baca Juga : Situbondo Boyong Dua Penghargaan di BI Jember Awards 2025, Bukti Kolaborasi dan Inovasi Daerah

Sementara itu, pengasuh pondok pesantren KH Hasan Nailul Ilmi menyampaikan rasa duka mendalam atas musibah tersebut. Ia menegaskan bahwa seluruh korban akan mendapatkan perawatan dan pendampingan penuh dari pihak pesantren.

Pihak pondok juga memastikan akan menanggung seluruh biaya pengobatan bagi santriwati yang menjadi korban luka. Sementara bagi keluarga korban meninggal dunia, pesantren memberikan dukungan moril dan materiil serta berkomitmen untuk mendampingi hingga proses pemulihan selesai. 

Sebelumnya diberitakan, atap bangunan asrama putri PP Salafiyah Syafi’iyah Syekh Abdur Qodir Jailani Ra ambruk sekitar pukul 01.00 WIB. Sebanyak satu santriwati dinyatakan meninggal dunia dan 11 lainnya mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan.

Peristiwa ini menjadi duka mendalam bagi keluarga besar pesantren dan masyarakat Situbondo. Pemerintah daerah bersama pihak terkait diharapkan segera melakukan langkah-langkah perbaikan dan memastikan keamanan bangunan pesantren agar tragedi serupa tidak terulang.